Minggu, 04 Januari 2009

tangis perpisahan

Malam itu seperti biasa kulakukan rutinitasku sebagai asisten wali kelas. Berjalan ,daur keliling bersama rekan -rekanku,memantau belajar anak - anak yang sebentar lagi menghadapi ulangan umum.
Ketika kami melintasi kantor pengasuhan ,kulihat seorang bapak duduk termangu memandang jauh kedepan ,entah itu melamun atau merenung. Tak jauh dari situ kulihat segerombolan anak - anak saling berpelukan , bertangis -tangisan .bergegas ku datangi kesana ,ternyata wajah -wajh mereka berhiaskan air mata.Kutanya sebabnya apa ,muncul seorang anak yang telah kukenal,menyalamiku mencium tanganku dan meninta maaf ,kalau seandainya dia tak bisa menjadi anak yang baik, dan sekaligus minta izin dan pamit ingin pulang,antara terkejut dan bingung ,kutanya apa sebabnya dia tak menjawab,kunasehati panjang lebar dia berjalan ke lelaki itu yang ternyata adalah ayahnya,kulihat ada perubahan di raut muka beliau ada sepasang mata yang menahan airmata kulihat disana ,ada kesedihan yang disembunyikan disana.Dia bergegas mengangkat tas yang tadi dibawa anaknya dan berjalan tergesa ke gerbang .Sang anak masih bertangis tangisan dengan teman-temannya.Ku pergi ke tempat yang jauh dari keramaian,ku seka air mataku yang telah jatuh dari peraduannya semenjak tadi.Ada sesak di dada melihat kenyataan ini ,ada rindu yang menyusup pelan dihati,ada sedih menggores di lubuk hati ini ,,,,,,,Air mata semakin deras dan semakin mencekat di kerongkonganku.
Ku tahu pandangan hampa mata lelaki itu ,merenungi nasib yang menimpa anaknya ,yang terpaksa harus pulang karna tak kuat mentalnya akibat fitnah yang ditujukan kepadanya.Ku tahu perasaannya sakit karna langkah anaknya kandas di tengah jalan.Dan semakin kumenjauhi keramaian dan kubiarkan air mataku jatuh dengan deras nya..........

1 Komentar:

Pada 7 Januari 2009 pukul 03.43 , Blogger Zulfakhri Auzar mengatakan...

Bagus!!

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda